Pages

Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi


Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi


Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi 
BERBAGAI informasi yang simpang siur seputar kontrasepsi bisa membuat orang bingung dan kesulitan memilah fakta dari mitos. Padahal, pengetahuan yang benar soal kontrasepsi sangat membantu dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Nah, berikut ini adalah beberapa mitos keliru tentang kontrasepsi yang sebaiknya Anda ketahui:

Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi  yang ke 1: Menyusui cegah kehamilan
Memang benar bahwa prolaktin, hormon yang memproduksi air susu ibu (ASI) juga menekan ovulasi. Dalam keadaan yang sangat spesifik, yakni ketika bayi berusia enam bulan, Anda belum kembali haid, dan lebih dari 90 persen nutrisi bayi berasal dari ASI, metode amenore laktasi ini (menyusui sebagai metode kontrasepsi) dapat bekerja.
Namun, ginekolog umumnya tidak menganjurkan Anda untuk bergantung pada hal tersebut. Sebab, jika rutinitas menyusui berubah meski hanya sedikit saja, semua itu akan gagal. ''Perempuan bisa ovulasi saat menyusui, sehingga bukan merupakan bentuk kontrasepsi yang baik,'' kata Dr. Bruce Rosenzweig, ginekolog dan direktur uroginekologi di Rush University Medical Center, Chicago.

''Menyusui tidak boleh dipandang sebagai kontrasepsi. Ini harus dipandang sebagai cara terbaik untuk memberikan nutrisi kepada bayi atau anak kecil,'' imbuhnya.


Pandangan salah tentang kontrasepsi, mitos salah Kontrasepsi , Kontrasepsi, mitos keliru tentang Kontrasepsi
 Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi  yang ke 2: Pil KB alat kontrasepsi terbaik
Perempuan yang menelan pil memiliki risiko kehamilan kurang dari 1 persen. Tapi, yang kurang dipahami adalah semua itu hanya terjadi jika dibarengi dengan penggunaan yang tepat. Artinya, pil diminum secara konsisten dan benar setiap hari selama 365 hari dalam setahun.

Menurut Planned Parenthood, hanya sekitar 28 persen perempuan yang meminum pil secara benar. Jika terlupa atau tidak meminumnya di waktu yang sama setiap hari, ada risiko sebesar 8 persen terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Sebaliknya, alat kontrasepsi spiral (intrauterine device atau IUD) memiliki risiko kehamilan lebih rendah dari 1 persen.

Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi  yang ke 3: Kondom hanya untuk lelaki
Saat ini, sudah tersedia kondom untuk perempuan. Female Health Company di Amerika membuat kondom perempuan bermerek Reality, berupa sarung poliuretan dengan cincin di kedua ujungnya. Satu cincin dimasukkan ke leher rahim, sedangkan yang satunya menjulur keluar dari liang genital dan menutupi sebagian bibir vagina. Karena bergesekan dengan klitoris, kondom ini diklaim mampu meningkatkan kenikmatan seksual.


Pandangan salah tentang kontrasepsi, mitos salah Kontrasepsi , Kontrasepsi, mitos keliru tentang Kontrasepsi
Kondom perempuan dapat dipasang hingga delapan jam sebelum berhubungan seks, dan menjadi pilihan terbaik jika pasangan mengeluh ketika harus memakai kondom sendiri. Dibandingkan dengan kondom lelaki, kondom perempuan 79-95 persen lebih efektif. Kondom lelaki dan perempuan merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang menyediakan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi  yang ke  4: Spiral atau IUD berbahaya
Intrauterine device (IUD) atau dikenal juga dengan istilah spiral yang ditanamkan di dalam rahim, mendapatkan sambutan sangat buruk di Amerika Serikat. Pada 1970 dan 1975, spiral tipe Dalkon Shield pernah menyebabkan infeksi panggul bahkan kematian 33 perempuan dan membuat mandul banyak perempuan lainnya.

Masalah dengan Dalkon Shield, menurut ginekolog, adalah ekor kapas multifilamennya yang menjutai melalui pembukaan serviks ke dalam vagina. Sumbu kapas itu memiliki ceruk mikro yang memungkinkan bakteri masuk ke dalamnya. Bakteri bisa merangkak menaiki sumbu dan masuk ke dalam rahim, kemudian menginfeksi tuba falopi.

Tapi, IUD masa kini memiliki ekor yang terbuat dari bahan sintetik filamen tunggal. Menurut Planned Parenthood, infeksi sangat jarang terjadi. IUD dapat bertahan di tempatnya selama 5-12 tahun, tergantung dari alat. Namun, alat kontrasepsi ini tidak dapat melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual.

 Pandangan Mitos Keliru tentang Kontrasepsi  yang ke 5: Kontrasepsi darurat sama dengan aborsi
Kontrasepsi darurat ini dikenal dengan banyak sebutan, mulai dari morning-after pill sampai Plan B. Kontrasepsi darurat sering disalahpahami sebagai pil aborsi, Mifeprex. Padahal, kedua pil ini berbeda.

Plan B adalah dosis progesteron yang terkonsentrasi yang dapat mengurangi risiko kehamilan sebesar 75 persen, jika diminum dalam waktu lima hari setelah berhubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi. Meminumnya dalam jangka waktu 24 jam pertama akan memberikan hasil yang lebih optimal.

Sementara itu, Mifeprex adalah pil yang diminum setelah perempuan hamil dan memutuskan tidak ingin menjadi seorang ibu. Pil ini bekerja dengan hormon misoprostol sintesis untuk mengakhiri kehamulan dalam usia 49 hari pertama. (LI/OL-06)

Ingin menambah PENGHASILAN KLIK DIBAWAH INI



Pandangan salah tentang kontrasepsi, mitos salah Kontrasepsi , Kontrasepsi, mitos keliru tentang Kontrasepsi

No comments:

Post a Comment